Lukisan Cinta
debu melekat pada gambarmu
warna indah jadi kelabu
lukisan cinta tersirat pilu
menggantung bimbang dalam kalbu
tidakkah kau tahu, lukisan!
ketika mentari datang menyapaku
tatap dirimu dengan harapan
mengapa, tiada kau rasa!
tidakkah kau rasa, lukisan!
ketika debu tebal memelukmu
kubersihkan dirimu dengan belaian
mengapa?.. tiada kau tahu!
warna gambar telah mengusam
seiring waktu yang berjalan
kupeluk lukisan menyirat kelam
meski asa tiada berteman
Bkl, 30052008
John Kaka
Teriakan Hati
hati kecil berteriak keras
seperti suara guntur mengganas
menandingi badai ombak menghempas
melebihi topan tornado menggilas
keras!!!, memecah gendang telinga
mengoyak hati yang luka
mengeluarkan isi hati merana
menumpahkan amarah yang tersisa
mengapa? mengapa tolak cintanya!
cinta suci sejuta asa
asa hilang tinggal kecewa
tenggelam mati dalam duka
tiada lagi tersisa sudah
ya sudah! ... katakan biarlah!
telah tumpah semua amarah
tercurah lepas semua gundah
Bkl, 300508
JKaka
Berakhir Sudah
Ya sudahlah! itulah terakhir
kata pamungkas seorang penyair
pujangga cinta dalam bersyair
melukis kata kisah berakhir
biarlah! akan dilukis kembali
lukisan baru cinta sejati
kisah penyair dalam mencari
cinta suci kata menanti
lihatlah! bintang di sana
setiap malam selalu menjelma
tiada bosan terangi maya
memberi cinta kepada dunia
pandanglah! mentari di sana
setiap siang selalu menyapa
tulus memberi kehangatan jiwa
tersirat makna sebuah asa
the end
Bkl, 300508
John Kaka
Selamat Datang
Hi..
Selamat Datang di Blog Panji
Salam Damai..
Selamat Datang di Blog Panji
Salam Damai..
Minggu, 20 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Gelap dunia kupijak kini
Riuh meluruh… menekuri sunyi..
Hanya kata tanyamu mengocokku
Saat lunglai ku tersudut bisu
Kau guncang tubuhku hebat
Dengan duga yang terus menyayat
Atas pamitku yang tak kau nyana
Atas janji setia yang kau anggap dusta
Tergugu aku disudut nestapa
Meninggalkanmu dengan luka bernanah
Tanpa mampu ku beri jawab
Kenapa ku hunuskan belati di dadaku
Dan menembus perihnya hatimu
Taukah kau…
Kepergian ini bukanlah pinta
Pamitku tak berselambu tawa
Bukan korbankan rasa ku raih cita
Namun garis tangan menggurat dalam
Dan isak ku tak mampu rubahkan catatan
Kini tiba waktuku…
Berilah aku senyum manismu..
Walau kita di landa mendung..
Mendung..
Mendung…
Gerimis…
Tangis yang teriris….
Maniz, 29 Juni 2008
bilang ke Kaka.. kalau pergi jangan lama-lama.....
Posting Komentar