toek sahabatku Maniz
Sengaja terpilih malam terakhir
waktu yang tinggalkan kehidupan lalu
cerita kesedihan tanpa akhir
ketika semua lelap, tiada terbersit malu
hembusan angin malam bercerita
sinar bulan tertutup halus awan
hitam memudar cahaya pantulan rasa
namun, tetap bersinar walau kelam
terdengar suara jangkrik mengaung lembut
melingkar di atas dedaunan dan rumput
ingin sampaikan satu kata tersimpan
"Selamat Ulang Tahun" kawan
aku tahan kata bahagia itu
aku biarkan resah dan gundahku berlalu
biarkan angin malam yang tahu
jangkrik masih perhatian dengan mu
02 Juni 2008
Selamat Jalan Kawan
toek sahabatku Resa
berbagi suka dan duka dalam bayangan
menguntai kata-kata persahabatan
dalam jalinan kisah kasih persajakan
kini dia pamit untuk satu keyakinan
dengan kata dan hati, terasa kehangatan
haturkan ijin untuk tinggalkan persajakan
tercermin dihatinya, menjunjung tinggi persahabatan
terasa berat mengabulkan permohonannya
seakan kehilangan orang yang tercinta
setelah bersama kita berbagi rasa
baik suka mau pun duka
seperti bunga ditinggalkan kekasihnya
kekasih pergi demi sebuah cita
meski kata masih bisa bersapa
segar dan layunya bunga tak tampak di mata
ooh.. kalau itu sudah keputusan
kami, pelangi tak akan dapat menghalang
namun, ayat-ayat cinta kami akan selalu terbacakan
sampai hatimu ingin kembali pulang
Panji, 23 Juli 2008
Rumah Pohonku, Persajakan
toek sahabat semua
kutatap rumah pohonku
daun-daunnya layu
batangnya tak kekar lagi seperti dulu
ranting keringnya terbujur kaku
harapkan hujan menyirami tubuhnya
hujan-hujan pergi terbawa angin
tinggal angin kering menyapa
dan rembulan pun tertawa dingin
rumah pohonku
kini aku kepanasan bila berteduh di bawahmu
kapankah dirimu rindang kembali
datanglah hujan-hujan ke sini lagi
kembali..
basahilah rumah pohonku
biar rimbunnya bisa meneduhiku
kita bercengkrama dalam sunyi
Panji, 23 Juli 2008
serasa berat melepas kepergiannya
setelah kita berbagi dan bercanda
satu persatu pergi meninggalkannya
mendendangkan lagu sampai jumpa
dik, akupun akan mendendangkannya juga
supaya syair lagu kita sama
selamat tinggal sahabat semua
aku mohon, maafkan atas segala dosa
Panji, 30 Juli 2008
toek sahabat semua
kutatap rumah pohonku
daun-daunnya layu
batangnya tak kekar lagi seperti dulu
ranting keringnya terbujur kaku
harapkan hujan menyirami tubuhnya
hujan-hujan pergi terbawa angin
tinggal angin kering menyapa
dan rembulan pun tertawa dingin
rumah pohonku
kini aku kepanasan bila berteduh di bawahmu
kapankah dirimu rindang kembali
datanglah hujan-hujan ke sini lagi
kembali..
basahilah rumah pohonku
biar rimbunnya bisa meneduhiku
kita bercengkrama dalam sunyi
Panji, 23 Juli 2008
serasa berat melepas kepergiannya
setelah kita berbagi dan bercanda
satu persatu pergi meninggalkannya
mendendangkan lagu sampai jumpa
dik, akupun akan mendendangkannya juga
supaya syair lagu kita sama
selamat tinggal sahabat semua
aku mohon, maafkan atas segala dosa
Panji, 30 Juli 2008